Hadiah
Hampir setiap tahun aku mendapatkan hadiah dari para orang orang yang berkelana. Beberapa hadiah masih kuingat betul dimana aku menyimpannya dan bagaimana bentuknya, bahkan sampai bagaimana aku mendapatkannya. Tidak jarang hadiahnya berupa potongan yang harus aku susun untuk menjadi cantik. Mari kuceritakan beberapa hadiah yang kudapatkan dari mereka.
Salah satu hadiah yang berkesan untukku adalah kain wol, kapas, dan beberapa kancing berwarna hitam. Ini kedua kalinya aku mendapat hadiah unik seperti ini, namun kali ini ada yang berbeda dari hadiah yang kudapatkan. Pada bulan pertama hingga bulan ketiga aku mencoba merangkainya dan aku hanya menyelesaikan bajunya saja. Meskipun aku mulai lelah saat menyusunnya aku tetap melanjutkannya hingga setelah satu tahun sudah jadi setengah boneka. Boneka ini selesai ketika sudah menginjak waktu satu setengah tahun. Boneka yang berukuran sedang dan memiliki baju hangat. Aku menjadikan ini teman tidurku untuk beberapa bulan awal sebelum akhirnya aku menaruhnya di lemari kaca yang berisi hadiah dari mereka.
Selama proses pengerjaan boneka ini, sempat beberapa kali aku ingin menyerah karena merasa sulit untuk melanjutkannya. Kadang aku juga tertusuk jarum ketika membuatnya. Tidak jarang kakiku juga menginjak jarum yang ternyata jatuh dari meja kerjaku. Namun meskipun menyakitkan, aku berhasil dengan baik menyelesaikan suatu karya indah. Sekarang giliran boneka itu yang harus berusaha mempertahankan bentuknya yang sudah cantik itu.
Hadiah lain yang berkesan untukku adalah ketika ada yang memberiku bola salju. Kali ini hadiahnya cukup unik, namun karena aku selalu menyukai musim dingin hadiah ini jadi terasa familiar. Seperti biasanya, aku tetap harus menyusun bola salju ini hingga bentuknya menjadi cantik pula. Awalnya aku sangat bersemangat untuk menyelesaikannya, ini hadiah yang sangat aku sukai dan nantikan. Nyatanya pada proses pengerjaan aku mendapatkan cairan yang salah dan malah membuat tanganku mendapatkan luka bakar karenanya. Perih rasanya, namun karena aku menyukainya aku tetap melanjutkannya. Ketika aku menaruh pohon di alasnya ternyata pohon itu sudah hancur. Aku harus mengakali dan menggantinya dengan ornamen yang baru dan yang lebih bagus. Aku menggantinya dengan sebuah mercusuar yang bercahaya di atasnya ketika gelap datang. Aku lupa kapan tepatnya namun yang pasti aku menyelesaikan hadiah ini setelah satu tahun lebih.
Ternyata menjaga bola salju ini tidak segampang yang aku pikirkan. Secara rutin aku harus mengganti cairannya dan beberapa ornamen yang rusak. Ya tentu saja itu sering kali menambah luka di tanganku dan di beberapa bagian lainnya. Hingga pada akhirnya aku menyerah untuk menjaganya dan menyimpannya di lemari kayu yang bersebelahan dengan lemari kaca yang kumiliki.
Lalu setelah itu aku sempat beberapa kali mendapat hadiah kecil. Terkadang aku tidak perlu bersusah payah untuk merangkainya dan sudah tinggal kupajang. Namun setelah aku mendapat hadiah hadiah kecil itu, aku baru mendapat hadiah yang lebih bermakna lagi beberapa bulan kemudian. Hadiah itu unik sekali, baru kali ini aku mendapat hadiah di sebuah kotak dan aku tidak tau akan jadi apa ini nantinya. Setelah aku membuka kotaknya isinya cukup banyak dan aku mulai melihatnya satu persatu. Ini seperti puzzle yang harus kupecahkan dan aku suka sekali tantangan.
Setelah aku selesai mengamati isi dari puzzle ini aku kemudian paham ini adalah kerangka untuk sebuah bangunan yang kurasa adalah rumah. Tapi aku menemukan tulisan tulisan yang berupa peraturan dan larangan yang harus kutepati ketika aku membuatnya. Meskipun begitu aku tetap melanjutkannya. Aku menyelesaikan kerangka ini cukup cepat hingga sekarang sudah lebih berbentuk rumah. Untuk sejenak aku berhenti dan melihat tanganku yang sudah berlumuran darah dan tidak bisa kurasakan apa apa dari beberapa jari di tanganku. Namun aku menikmati prosesnya, melihat hasil yang kubuat sudah mulai menjadi cantik. Ini adalah karya yang termasuk cepat pada proses pembuatannya, karena baru beberapa bulan yang lalu kudapat namun sekarang sudah jadi.
Aku sesekali masih mengambilnya untukku bersihkan dan kuganti atau cat ulang. Setelah beberapa kali aku melakukan itu, sejenak aku berhenti dan melihat kondisiku. Berantakan. Aku lupa merawat diri setelah cukup lama aku memberikan perhatian kepada hadiah hadiah yang kudapatkan. Aku mengambil kaca dan melihat pantulan diriku dalam cermin. Seperti anak hilang pikirku. Aku akhirnya duduk sejenak di kursi tua yang ada di ruang tamuku sambil menatap langit langit rumah. Sesekali mengambil napas panjang dan menghembuskannya keras. Aku tersenyum tipis dan mengumpulkan tenaga untuk bangkit. Aku berdiri dan mulai meregangkan badan. Aku berjalan ke arah jendela dan membuka tirai yang berdebu itu, tidak lupa juga aku membuka kaca jendela dan bersandar disitu. Aku memejamkan mata dan merasakan hembusan angin menyentuh kedua pipiku dan membuat rambutku ikut berayun karenanya. Ketika aku membuka mata aku dihadapkan dengan pemandangan yang sangat indah, aku tidak pernah menyangka pemandangan depan rumahku bisa seindah ini.
Aku kemudian membersihkan diri dan memakai baju terbaik yang aku punya sebelum akhirnya aku menginjakan kaki keluar rumah. Sinar matahari menghangatkan tubuhku yang kedinginan karena angin kencang. Aku menghirup oksigen di luar rumah yang ternyata lebih menyegarkan dibanding didalam rumah. Aku berjalan hingga menemukan danau yang tidak begitu luas namun terlihat sangat tenang. Ada sebuah kursi yang terbuat dari kayu berada di bawah pohon besar di samping danau. Tentu saja aku mencoba menghampirinya dan bersantai disitu. Ketika aku sedang bersantai tanpa kusadari aku didatangi oleh anjing lucu yang ikut duduk disampingku. Aku membiarkannya disitu, bahkan sesekali aku bercerita mengenai bagaimana kehidupanku di dalam rumah itu selama bertahun tahun lamanya. Dia sering kali hanya diam tenang seperti mendengarkan dengan seksama tanpa memberikan respon. Yang berbeda adalah posisi dia yang tadinya ada di ujung kursi semakin mendekat kepadaku. Terkadang dia pergi dan kembali untuk memberikanku sebuah kain. Aku senang dengan pemberiannya, yang terlihat kecil namun bagiku ini bermakna. Tanpa kusadari aku mulai menikmati kondisiku sekarang dengan apa yang kumiliki.
Pelan namun pasti aku mulai mengobati luka luka yang kumiliki, aku juga membuat selimut yang hangat dari potongan kain kain kecil yang diberikan anjing itu. Entah sampai kapan ini akan berlangsung, meskipun berbeda sekali rasanya dengan hadiah hadiah yang kudapatkan sebelumnya, namun aku menyukainya dengan tulus. Jika nantinya kain itu sudah habis dan aku harus menyimpan ini di lemari, kuharap hadiah ini bisa disimpan di lemari kaca yang kumiliki.
Komentar
Posting Komentar