the book of person

Setelah hidup berkepala dua, aku menemukan rumus tersendiri untuk mengerti tentang orang lainnya. Aku merasa orang-orang disekitarku ibarat sebuah buku. Yang aku pisahkah di rak tertentu sesuai dengan mana yang menjadi buku kesukaanku, mana buku yang tidak aku suka namun harus terus kubaca, dan mana buku yang sudah kutumpuk dalam kardus ntah karena kisahnya sudah habis atau aku tidak menyukai buku tersebut. Buku yang unik, ada yang tipis ada yang tebal. Buku yang kudapatkan sudah ada tulisannya dan bisa kubaca namun ada yang masih kosong dan harus aku tulis sendiri dengan kisahku bersama dengan orangnya. Ada kisah yang baik ada yang buruk. Ada buku yang aku semangat sekali untuk membacanya meskipun buku itu tebal. Ada buku yang tebal juga namun membutuhkan niat yang besar untuk meneruskan membacanya. Namun satu yang pasti, kisah yang aku baca akan berakhir, cepat atau lambat. Buku yang lama pun ada yang sudah lapuk karena tidak kusentuh lagi dan membutuhkan usaha untuk membaca ulang atau jika ingin mencari bagian penting dari buku itu. Ada buku yang kukira sudah berakhir ternyata memiliki bagian keduanya. Aku harus belajar melepaskan dan menanamkan niat untuk membaca buku yang baru. Lagian hidup ini memang dipenuhi dengan pembelajaran bukan. Suka tidak suka, mau tidak mau, aku harus menerimanya. Jadi buku dibagian manakah kamu dihidupku?

Komentar

Postingan Populer