A - L I V I N G - D O L L [fiction]
play this
Aku adalah manusia yang tidak memiliki perasaan, kata sekelilingku aku tidak lebih dari boneka yang hidup. Aku menghabiskan hari-hariku berada ditoko tempat dimana penciptaku menciptakan aku.
"Kamu adalah ciptaanku paling sempurna"
"Aku sangat menyayangimu"
"Aku tidak ingin kau merasa sakit"
"Kamulah yang terbaik diantara semuanya"
Kata itu yang terus diucap penciptaku padaku setiap harinya. Dia merawatku dengan baik dan dengan perhatian yang tidak kudapatkan dari orang lain. Aku tidak perlu membayar apapun atas apa yang dilakukannya untukku. Aku diberi baju yang sangat indah dan perhiasan yang semakin mempercantik diriku. Warna rambutku selalu aku ubah dan semua warna itu sangat cocok didiriku. Aku selalu senang jika didekat penciptaku, biarpun aku melakukan kesalahan Ia hanya menghukumku sewajarnya.
Pernah saat itu aku diambil dari toko dan dibawa ke suatu tempat, disana awalnya aku dijaga dengan baik dan dirawat. Hal itu membuatku semakin merasa spesial dan aku sangat ingin tidak pernah beranjak dari tempat itu. Namun suatu hari aku perlahan demi perlahan diberlakukan tidak baik dan itu membuat hatiku merasakan sakit yang tiada tara, sangat ingin rasanya aku menusuk hatiku karena rasa sakitnya yang sangat menyiksa.
Akhirnya penciptaku datang untuk mengambilku kembali. Aku kembali berada di toko dan diberikan obat untuk menyembuhkan lukaku. Aku diminta untuk beristirahat semauku dan melakukan apa yang aku inginkan tanpa memperdulikan orang lain.
"Maafkan aku membiarkanmu disakiti seperti ini"
"Kamu tidak berhak mendapatkan perlakuan seperti ini"
"Maafkan aku, tapi sepertinya aku harus mengambil hatimu untuk sementara, aku tidak kuat melihatmu seperti ini terlalu lama"
Semenjak itulah aku tidak bisa merasakan apa apa. Apapun yang aku lakukan tidak benar benar membuatku merasa bahagia. Aku tidak bisa menangis disaat aku sedang sedih, bahkan aku tidak merasakan rasanya sedih. Padahal dulu aku adalah anak yang gampang sekali tertawa dan anak yang cengeng. Tapi kuyakin inilah yang terbaik, aku tidak ingin merasakan rasa sakit itu lagi terlalu lama.
Kadang aku membuat diriku sendiri terluka untuk memastikan bahwa aku masih hidup dan tidak mati. Biarpun setelahnya penciptaku melihatku dengan sedih dan kecewa, Ia seperti tahu apa yang kurasakan jadi yang dilakukannya adalah mengobati lukaku tetapi aku memintanya untuk tidak menghapusnya. Dia menanyakannya padaku mengapa aku tidak ingin lukaku dihapus, aku menjawab bahwa aku ingin orang orang yang menyakitiku memiliki bekas tersendiri di lenganku, ini mengingatkanku untuk tidak tersakiti lagi dan mengingatkanku bahwa setiap luka yang seseorang buat mungkin memang bisa sembuh tapi tidak dapat hilang meskipun bertahun tahun berlalu.
Sudah sangat lama sekali sejak kejadian itu. Aku masih tidak bisa merasakan apa apa, penciptaku berkata bahwa Ia akan menngembalikan hatiku saat ada orang yang tulus datang kepadaku dan siap untuk membantuku mengobati luka lukaku. Banyak orang yang masuk ke toko ini, mereka selalu menghampiriku terlebih dahulu tapi aku selalu melarikan diri karena aku takut, takut untuk merasakan sakit itu lagi.
Dihari yang bersalju ini aku memutuskan untuk duduk di toko dan tidak bersembunyi di kamarku. Penciptaku menghampiriku dan mengelus rambutku penuh kasih sayang, rambut hitam legam sehitam duniaku saat ini. Aku mengenakan dress yang panjang dan memakai mantel, semua berwarna hitam. Aku duduk meminum teh sambil membaca sebuah novel roman yang cukup sering dibicarakan orang orang disekitarku atau tamu yang datang kesini. Aku iri dengan bagaimana kisah cinta mereka berakhir dengan begitu indah, sedangkan aku masih harus menunggu disini ntah sampai kapan.
Lonceng berbunyi menandakan ada pelanggan yang masuk ke toko. Aku sangat ingin kabur seperti sebelumnya tetapi sesuatu menghentikanku dan akhirnya aku tetap duduk di meja ini. Segerombolan orang datang dan seperti pelanggan lainnya, mereka mencari sesuatu yang bisa menemani mereka. Diantara banyak orang mataku terpaku pada satu orang yang berdiri dipintu masuk itu. Ini pertama kalinya aku merasa seperti ini, seperti terhipnotis. Tanpa sadar aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya. Dia yang juga melihatku langsung menghampiriku dan duduk didepanku.
"Kamukah boneka sempurna yang dibicarakan orang orang?"
"Bahkan kata sempurna tidak bisa mendeskripsikanmu, kamu lebih dari itu"
"Siapa tuan bodohmu yang sebelumnya menyakiti orang sesempurna dirimu"
"Bolehkah kamu membiarkan aku untuk menyembuhkanmu"
Tanpa sadar kata katanya itu menghangatkan hatiku dan aku menangis mendengarnya. Perasaan tulusnya itu sampai kepadaku. Sepertinya penciptaku sudah mengembalikan hatiku yang hilang. Kurasa inilah saatnya aku keluar dari toko ini dan menggapai kebahagiaanku yang sudah menungguku. Aku meninggalkan segala benda tajam yang dulu kugunakan untuk menyakiti diriku sendiri dan kutukar dengan dia.
Aku adalah manusia yang tidak memiliki perasaan, kata sekelilingku aku tidak lebih dari boneka yang hidup. Aku menghabiskan hari-hariku berada ditoko tempat dimana penciptaku menciptakan aku.
"Kamu adalah ciptaanku paling sempurna"
"Aku sangat menyayangimu"
"Aku tidak ingin kau merasa sakit"
"Kamulah yang terbaik diantara semuanya"
Kata itu yang terus diucap penciptaku padaku setiap harinya. Dia merawatku dengan baik dan dengan perhatian yang tidak kudapatkan dari orang lain. Aku tidak perlu membayar apapun atas apa yang dilakukannya untukku. Aku diberi baju yang sangat indah dan perhiasan yang semakin mempercantik diriku. Warna rambutku selalu aku ubah dan semua warna itu sangat cocok didiriku. Aku selalu senang jika didekat penciptaku, biarpun aku melakukan kesalahan Ia hanya menghukumku sewajarnya.
Pernah saat itu aku diambil dari toko dan dibawa ke suatu tempat, disana awalnya aku dijaga dengan baik dan dirawat. Hal itu membuatku semakin merasa spesial dan aku sangat ingin tidak pernah beranjak dari tempat itu. Namun suatu hari aku perlahan demi perlahan diberlakukan tidak baik dan itu membuat hatiku merasakan sakit yang tiada tara, sangat ingin rasanya aku menusuk hatiku karena rasa sakitnya yang sangat menyiksa.
Akhirnya penciptaku datang untuk mengambilku kembali. Aku kembali berada di toko dan diberikan obat untuk menyembuhkan lukaku. Aku diminta untuk beristirahat semauku dan melakukan apa yang aku inginkan tanpa memperdulikan orang lain.
"Maafkan aku membiarkanmu disakiti seperti ini"
"Kamu tidak berhak mendapatkan perlakuan seperti ini"
"Maafkan aku, tapi sepertinya aku harus mengambil hatimu untuk sementara, aku tidak kuat melihatmu seperti ini terlalu lama"
Semenjak itulah aku tidak bisa merasakan apa apa. Apapun yang aku lakukan tidak benar benar membuatku merasa bahagia. Aku tidak bisa menangis disaat aku sedang sedih, bahkan aku tidak merasakan rasanya sedih. Padahal dulu aku adalah anak yang gampang sekali tertawa dan anak yang cengeng. Tapi kuyakin inilah yang terbaik, aku tidak ingin merasakan rasa sakit itu lagi terlalu lama.
Kadang aku membuat diriku sendiri terluka untuk memastikan bahwa aku masih hidup dan tidak mati. Biarpun setelahnya penciptaku melihatku dengan sedih dan kecewa, Ia seperti tahu apa yang kurasakan jadi yang dilakukannya adalah mengobati lukaku tetapi aku memintanya untuk tidak menghapusnya. Dia menanyakannya padaku mengapa aku tidak ingin lukaku dihapus, aku menjawab bahwa aku ingin orang orang yang menyakitiku memiliki bekas tersendiri di lenganku, ini mengingatkanku untuk tidak tersakiti lagi dan mengingatkanku bahwa setiap luka yang seseorang buat mungkin memang bisa sembuh tapi tidak dapat hilang meskipun bertahun tahun berlalu.
Sudah sangat lama sekali sejak kejadian itu. Aku masih tidak bisa merasakan apa apa, penciptaku berkata bahwa Ia akan menngembalikan hatiku saat ada orang yang tulus datang kepadaku dan siap untuk membantuku mengobati luka lukaku. Banyak orang yang masuk ke toko ini, mereka selalu menghampiriku terlebih dahulu tapi aku selalu melarikan diri karena aku takut, takut untuk merasakan sakit itu lagi.
Dihari yang bersalju ini aku memutuskan untuk duduk di toko dan tidak bersembunyi di kamarku. Penciptaku menghampiriku dan mengelus rambutku penuh kasih sayang, rambut hitam legam sehitam duniaku saat ini. Aku mengenakan dress yang panjang dan memakai mantel, semua berwarna hitam. Aku duduk meminum teh sambil membaca sebuah novel roman yang cukup sering dibicarakan orang orang disekitarku atau tamu yang datang kesini. Aku iri dengan bagaimana kisah cinta mereka berakhir dengan begitu indah, sedangkan aku masih harus menunggu disini ntah sampai kapan.
Lonceng berbunyi menandakan ada pelanggan yang masuk ke toko. Aku sangat ingin kabur seperti sebelumnya tetapi sesuatu menghentikanku dan akhirnya aku tetap duduk di meja ini. Segerombolan orang datang dan seperti pelanggan lainnya, mereka mencari sesuatu yang bisa menemani mereka. Diantara banyak orang mataku terpaku pada satu orang yang berdiri dipintu masuk itu. Ini pertama kalinya aku merasa seperti ini, seperti terhipnotis. Tanpa sadar aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya. Dia yang juga melihatku langsung menghampiriku dan duduk didepanku.
"Kamukah boneka sempurna yang dibicarakan orang orang?"
"Bahkan kata sempurna tidak bisa mendeskripsikanmu, kamu lebih dari itu"
"Siapa tuan bodohmu yang sebelumnya menyakiti orang sesempurna dirimu"
"Bolehkah kamu membiarkan aku untuk menyembuhkanmu"
Tanpa sadar kata katanya itu menghangatkan hatiku dan aku menangis mendengarnya. Perasaan tulusnya itu sampai kepadaku. Sepertinya penciptaku sudah mengembalikan hatiku yang hilang. Kurasa inilah saatnya aku keluar dari toko ini dan menggapai kebahagiaanku yang sudah menungguku. Aku meninggalkan segala benda tajam yang dulu kugunakan untuk menyakiti diriku sendiri dan kutukar dengan dia.
Komentar
Posting Komentar