cheer up [fiction]

"Kamu siapa?"

"Hai, aku kamu dimasa depan"

"Kamu cantik, tapi muka kamu gabanyak bedanya dari aku yang sekarang"

"Banyak yang bilang muka aku gaberubah emang"

"Gapapa, itu jadi mudahin aku buat ngenalin kamu"

Aku hanya membalasnya dengan senyumam tulus dan menatap tubuh kecilnya yang membuatku ingin menangis melihatnya. Dia melihatku dengan bingung dan mendekatiku.

"Apa kamu udah bahagia dimasa depan?"

Aku terdiam mendengar pertanyaannya. Kemudian aku menggeleng dengan pelan dan mencoba menahan air mataku turun dari kedua mataku.

"Hey gapapa, aku yakin kita orang yang kuat"

"Kita emang kuat"

"Kurasa bahagia gasegampang itu bisa kita nikmatin", ucapnya sambil melihat sekitar dengan tatapan sedih.

"Maaf aku belom bisa bikin kita bahagia"

"Itu bukan salah kamu, aku yakin kita bisa bahagia, mungkin bukan sekarang"

"Mungkin"

"Aku liat kamu ngelukain diri kamu sendiri ya? Tangan kamu banyak goresan"

"Maafin aku juga bikin tangan indah kamu jadi banyak lukanya"

"Pasti berat"

"Banget"

"Apa kamu udah punya orang yang kamu sayang selain mama?"

"Ada, tapi aku takut"

"Kenapa takut? Dia yang bikin luka ditangan kamu?"

"Bukan, ini luka aku bikin sendiri, tapi aku takut sakit lagi"

"Kayanya di masa depan makin susah ya kondisi kita"

"Maaf, padahal kamu udah cukup menderita dulu tapi aku masih belom bisa bikin kita bahagia juga sekarang"

"Aku udah bilang jangan nyalahin diri kamu sendiri, kamu terlalu baik untuk dunia ini, dunia ini terlalu kejam sama kita"

"Dan aku gabisa semulus itu jalaninnya"


"Aku mau bilang makasih"

"Makasih? Buat apa?

"Untuk masih bertahan"

Air mataku langsung terjatuh dan aku terduduk sambil menangis kencang. Aku malu, aku bahkan tidak bisa membuat diriku sendiri bahagia. Dia menghampiriku dan memelukku.

"Aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan, aku tahu itu sangat berat. Makasih sudah bertahan sejauh ini. Bertahanlah sebentar lagi, aku yakin kita akan bahagia. Kamu kuat, kita kuat. Kita ditakdirkan untuk menjadi petarung dan pahlawan pada waktu yang bersamaan. Kamu berhak untuk bahagia, kamu berhak untuk dicintai. Bertahanlah, aku tahu itu berat, tapi kumohon bertahanlah."

"Tanpa kamu harus memohon aku pasti akan bertahan, udah kewajiban aku bikin banyak orang bahagia"

"Kamu baik, kamu sangat baik, itu mengapa banyak orang memanfaatkanmu, tapi biarlah, biar Tuhan yang membalas semuanya"

"Kita pantas untuk bahagia, kita bisa bahagia", lalu kami tersenyum dan bergandengan tangan keluar dari tempat gelap ini menuju cahaya terang yang kami sendiri tidak tahu akan sejauh dan selama apa perjalanan kami untuk sampai kesana.

Komentar

Postingan Populer